Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dapat kritikan atas strategi yang diterapkannya kepada skuad Garuda Muda, ia dirasa belum tau cara melatih Timnas Indonesia yang sesuai proporsinya.

Mantan staf Timnas Indonesia, Rochmat Setiawan menganggap bahwa Shin Tae-yong belum sepenuhnya memahami karakter dari para pemain Timnas Indonesia.

Setelah gagal meraih juara di Piala AFF 2020, Shin Tae-yong kembali tak bisa memberikan Timnas Indonesia gelar juara usai kalah melawan Thailand di semifinal Sea Games 2021.

Kalah dengan skor tipis 0-1 lawan Thailand, skuad Garuda Muda harus rela tak bisa tampil di final, Timnas Indonesia sendiri sudah 31 tahun puasa gelar juara dalam kompetisi tersebut.

Tampil di Stadion Thien Truong, pada Kamis (19/5/2022) malam WIB. Timnas Indonesia mengimbangi Thailand hingga waktu normal 90 menit usai, namun petaka terjadi di babak tambahan waktu.

Di menit ke-95 pemain Thailand bernama Weerathep Pomplun berhasil mencetak gol dan menjadi gol satu-satunya dalam laga tersebut.

Kekalahan tersebut membuat mantan staf Timnas Indonesia bernama Rochmat Setiawan menuding Shin Tae-yong belum sepenuhnya memahami karakter para pemain skuad Garuda Muda.

Menurutnya, para pemain Indonesia akan lebih bagus kalau tidak bermain pasif, karena pemain akan under perform apabila strategi tersebut diterapkan.

“Shin Tae-yong sudah dua tahun di sini masih belum paham juga karakter pemainnya,”

“….pemain kita akan bagus performanya kalo dominan penguasaan bola,” kata Rochmat melalui Twitter pribadinya, dikutip Jumat (20/5/2022).

“Lawan tim kecil, otomatis kita bisa dominan, mainnya akan bagus sekali,”

“…lawan Thailand-Vietnam, Shin Tae-yong selalu pilih main pasif, pemain akan under perform, makanya lantas kalah,” tuturnya.

Baca Juga:   Demi Sandy Walsh dan Jordi Amat Bela Timnas Garuda Lawan Curacao, Wamenkumham Siap “Desak” Mensesneg

“Karakter pemain kita berbeda dengan Malaysia atau Korea Selatan yang kuat lama tanpa bola,” tuturnya.

“Hal ini sudah melalui riset, makanya salah satu pondasi penting yang ada di filanesia adalah main proaktif (defense high press, attack dominan kuasai bola),” jelasnya.

“Kalau dilihat lagi jauh ke belakang, gaya main seperti ini yang memang bikin Timnas bagus, karena sesuai karakter pemain kita,” katanya.

(Editor/Yusril Fahmi)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan