Mungkin semua pecinta sepakbola tidak pernah membayangkan bahwa Maroko akan melangkah jauh pada perhelatan Piala dunia kali ini mengingat tim berjuluk singa atlas ini tidak diperhitungkan sejak fase grup bahkan diprediksi akan menjadi bulan-bulanan negara besar lainnya.

Namun kesolidan tim mampu mematahkan prediksi tersebut, maroko tampil begitu mengerikan. Ziyach dkk mampu memulangkan Belgia dengan generasi pemain emasnya.

Kejutan berlanjut, Babak 16 besar masih milik Maroko. Menghadapi mantan juara dunia 2010 Spanyol, mereka mampu memulangka tim matador dengan pemain muda dan penuh bintang setelah bermain imbang 0-0 selama 120 Menit.

Pertandingan berlanjut lewat adu penalti. Mereka perlu berterima kasih kepada kiper Yassine Bounou, yang memainkan peranan besar dalam kemenangan lewat adu penalti. Kiper Sevilla ini mampu menepis semua penendang Spanyol dan membuat mereka tertunduk lesu.

Namun ada satu fakta dari keberhasil skuad Maroko yang tampil pada piala dunia kali ini. Mereka diperkuat oleh banyak pemain naturalisasi.

Dikutip dari laman Okezone, Maroko  sebagai tim yang dihuni oleh 14 orang pemain keturunan. Di dalam daftar tersebut, termasuk di antaranya adalah Hakim Ziyech yang punya darah Belanda dan Achraf Hakimi yang lahir di Spanyol.

Bersumber dari Lebiro id, banyak  pemain keturunan yang membela Maroko pada ajang piala dunia 2022

Salah satu yang cukup populer karena merupakan jebolan La Masia adalah Munir El-Haddadi. Ayahnya penduduk asli Maroko yang berimigrasi ke Spanyol pada usia muda.

Sebagai jebolan La Masia bakat Munir El-Haddadi telah terasah dengan sangat baik. Dia bukan hanya membela Barcelona di semua tingkatan, melainkan juga dipercaya berseragam tim junior Spanyol.

Mayoritas pemain kunci mereka seperti Hakim Ziyech, Noussair Mazraoui, dan Sofyan Amrabat lahir di Belanda. Achraf Hakimi lahir di Spanyol dan bergabung dengan tim muda Real Madrid pada usia enam tahun. Sedangkan penjaga gawang Yassine Bounou adalah keturunan Kanada. Kapten Romain Saiss lahir di Prancis. Begitu pula pemain sayap Sofiane Boufal.

Baca Juga:   Piala Dunia 2022: Kritik Pedas WC Qatar, Pep Guardiola: Edan !

Semua yang disebut diatas merupakan pemain keturunan yang semuanya besar dan tumbuh di negara lain tapi memilih memperkuat negara nenek moyang mereka.

Naturalisasi selama ini memang dianggap cara instan untuk memperkuat suatu tim mengingat bial pemain lokal tidak cukup mumpuni mengimbangi kekuatan lawan.

Maroko adalah bukti nyata efek dari naturalisasi. Mereka mampu membawa nama besar negara mereka hingga melaju ke perempat final piala dunia 2022.

Bagaimana Indonesia?

(Editor/Fathur Rozi)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan