Syaiful Huda, Ketua Komite X DPR RI diberitakan oleh GenPi bahwasannya ia kontra dengan program naturalisasi yang dilakukan oleh Timnas Indonesia.

Kontra dengan naturalisasi, menurut Syaiful Huda big data lebih baik dibandingkan Timnas Indonesia melakukan naturalisasi pemain.

Dirinya menjelaskan bahwa keberadaan big data dalam sebuah sistem informasi terpadu, yang salah satunya berisi tentang identitas pesepak bola lengkap dengan pencapaian-pencapaiannya, dapat menjadi solusi untuk menghindarkan naturalisasi.

“Saya memilih posisi kontra naturalisasi. Solusi yang produktif untuk itu adalah keberadaan big data,” ujar Syaiful, Selasa (8/3) malam.

Syaiful Huda selaku politikus Partai Kebangkitan Bangsa melanjutkan bahwasannya data-data yang ada di big data nanti bisa digunakan PSSI untuk mencari pemain-pemain berbakat.

Data itu memberikan pencerahan mengenai seorang pesepak bola di mana pun dia berada.

“Pada level rekrutmen saja, big data bisa berbicara jika kita membutuhkan profil pemain. Saya yakin Indonesia pasti memiliki stok pemain. Saat ini belum tergali saja, makanya melakukan naturalisasi,” tutur Syaiful.

Soal big data ini sendiri tercantum dalam Pasal 84, 85, 86 dan 87 Undang-undang tentang Keolahragaan yang disahkan pada 15 Februari 2022.

Baca Juga:   Raport Lima Pemain Timnas Yang Tampil Ganas. Siapa Saja?

Undang-undang tersebut merupakan revisi dari Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional, dengan munculnya regulasi itu diharapkan keputusan yang berkaitan dengan perkembangan olahraga selalu berpatok data.

Sedangkan PSSI sendiri kini sedang sibuk menaturalisasi pemain keturunan dan diberi batas maksimal sebanyak 4 pemain, 3 pemain bahkan berkasnya sudah diserahkan Kemenkunham.

Tiga pemain tersebut adalah Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Shayne Pattynama. Selain tiga nama tersebut PSSI kini sedang meminta kejelasan dari Emil Audero.

Andai Emil menolak, PSSI siap mengalihkan pilihan ke gelandang klub Liga Swiss, FC Luzern, Jordy Whermann.

Kalau dilihat memang banyak pemain Indonesia yang berbakat, seperti Indra Sjafri yang turun untuk merekrut langsung pemain-pemain yang dirasa potensial.

Namun seperti yang dikatakan oleh sang presiden, naturalisasi memang ditujukan untuk jangka pendek, jangka panjangnya jelas pembinaan pemain.

“Presiden Jokowi setujui naturalisasi pemain keturunan sebagai rencana jangka pendek dan menghimbau PSSI agar tidak lupa dengan pembinaan pemain lokal” tulis akun Instagram @liputantimnas.

(Editor/Gamin Min)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan