Kedatangan Pratama Arhan di Tokyo Verdy memberikan dampak yang sangat besar, tidak hanya untuk memperkuat tim namun juga menaikkan popularitas klub asal Jepang tersebut.

Bahkan Tokyo Verdy menjadi klub paling terkenal di Jepang, sejauh ini pengikutnya sudah 377 ribu di Instagram, mengalahkan Vissel Kobe yang kini pengikutnya 282 ribu.

Namun beban berat kini dipikul oleh Pratama Arhan, sang pemain akan menjadi patokan untuk para pemain Indonesia.

Sang direktur Tokyo Verdy bernama Kentaro juga sedang mempertimbangkan untuk mendatangkan pemain Indonesia kembali.

“Berawal dari melihat potensi Indonesia sebagai negara dan perkembangan ekonominya ke depan, saya sangat tertarik dengan seperti apa pemain Indonesia sekarang,” kata Kentaro dilansir Youtube J-League International, Sabtu (19/2/2022).

Tidak hanya memikirkan masa depan klubnya saja, Kentaro juga memikirkan ekosistem sepak bola Asia agar lebih berkembang seperti liga Eropa.

Sang direktur merasa dengan banyaknya pemain Asean yang bermain di J-League maka akan memicu peningkatan level di seluruh Asia.

“Saya rasa dengan banyaknya pemain Asean di J-League, dapat menjadi pemicu untuk peningkatan level di seluruh Asia,” ujarnya.

Baca Juga:   Raih Kemenangan Pertama, Tokyo Verdy Kibarkan Merah Putih dan Sebut Pratama Arhan

“Seperti Liga Inggris, Spanyol atau empat liga besar Eropa, pemain bagus akan berkumpul di sana, bukankah image-nya akan seperti itu?” tandasnya.

Dan itu sangat masuk akal, dengan adanya pemain seperti Asnawi Mangkualam yang bermain di Liga Korsel, dengan adanya Pratama Arhan yang bermain di Liga Jepang maka Indonesia semakin dikenal.

Tentu sang pemain yang menjadi pelopor harus menunjukkan sikap apiknya, setidaknya kerja keras dan disiplin agar bisa menjadi contoh bagi untuk pemain Indonesia lainnya di mata klub luar negeri.

Diharapkan nantinya akan ada pemain Indonesia lainnya yang menyusul mereka atau bahkan lebih sukses dari mereka, tentu akan menjadi sebuah kebanggaan melihat para pemain Indonesia kuasai Asia.

Mengingat kualitas Liga Indonesia sendiri dirasa kurang dan memang harus diakui hal tersebut benar terjadi, masih banyak kesalahan yang dilakukan oleh para wasit.

Selain itu masih banyak juga kekerasan yang terjadi di Liga 2 maupun Liga 3, bahkan di Liga 1 beberapa kali juga terjadi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan