Dua pemain Indonesia yang saat ini membela FK Senica, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman lakukan tindakan mogok maen lantaran gaji yang tak kunjung dibayarkan.

Hal itu dilakukan saat FK Senica melawan Livtopsky Mikulas, Sabtu (16/4/2022). Tidak hanya Witan dan Egy, setidaknya ada 8 pemain yang lakukan tindakan tegas tersebut.

Krisis financial yang semakin parah membuat FK Senica mau tak mau harus menunggak gaji para pemainnya, dan tentunya hal buruk juga bagi sang pemain.

Manajemen yang gagal memenuhi janji kepada pemain mengenai gaji yang akan dibayar membuat beberapa pemain andalan FK Senica memilih untuk mogok main.

Akhirnya FK Senica menurunkan para pemain kelompok umur kala melawan Livtopsky Mikulas, sudah bisa ditebak hasilnya FK Senica kalah telak 0-3.

Kabarnya, Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri mengikuti pemain lainnya yang lakukan aksi mogok main, hal yang bisa dipahami karena mereka tak dibayar berbulan-bulan.

Tak hanya delapan pemain, bahkan sang  pelatih Pavel Sustr juga lakukan aksi serupa dan FK Senica harus andalkan asisten pelatih kala melawan Livtopsky Mikulas.

“Kami diminta pelatih akademi untuk membantu tim ini pada laga ini,” kata asisten pelatih FK Senica yang memimpin, Vladimir Vcelka di laman resmi klub (16/4/2022).

“Para pemain muda melakukan segalanya di lapangan, mereka bermain maksimal,” tegasnya.

Jan Mucha Jr selaku Presiden Asosiasi Pesepak Bola Slovakia (UFP), cemas dengan keadaan FK Senica saat ini, ia menyatakan situasinya sangatlah buruk.

“Situasi di Senica sangat buruk. Ini bukan hal baru, kita semua tahu itu,” kata Jan Mucha Jr.

“Senica telah lama mendorong beban pemilik sebelumnya. Masalah di klub dimulai pada masa pemilik sebelumnya, yang berlanjut ke pemilik baru.”

“Situasinya tak tertahankan! Pemain dan karyawan yang menanggung paling besar masalah itu,” tambahnya.

“Kami baru tahu. Ini adalah utang kepada semua karyawan, dengan sekitar 70 persen berutang kepada pemain Ddi tim utama,” kata Mucha.

“Sayangnya angka itu cukup tinggi. Yang bisa saya katakan adalah beberapa pemain kehilangan gaji mereka tiga bulan, sementara beberapa lain ada yang tujuh bulan.”

(Editor/Yusril Fahmi)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan