Umuh Muchtar selaku Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) mengaku terkejut dengan dugaan pengaturan skor atau biasa disebut sepak bola gajah saat timnya lawan Barito Putera.

Seperti yang kita ketahui, Barito Putera berhasil bertahan di Liga 1 usai menahan imbang Persib Bandung, dalam laga tersebut jelas tim asal Bandung itu lebih unggul.

Beberapa peluang emas diciptakan oleh para pemain Persib Bandung, termasuk penalti yang dieksekusi David da Silva dan bola tidak berhasil masuk ke gawang Barito Putera.

Dengan hasil imbang tersebut, Persipura Jayapura harus terdegradasi dan akan bermain di Liga 2 musim depan. Pengacara terkenal, Pieter Ell menyatakan akan membawa ini ke hukum.

”Jadi, dari rentetan peristiwa pertandingan itu, kita bisa lihat secara kasat mata, meski nanti akan dibuktikan secara hukum di pengadilan.”

“Model tendangan penalti Da Silva itu, kalau kami di Papua itu, hanya bisa dilakukan oleh anak-anak SSB. Lho, ini pemain profesional, kok, tendangan penaltinya begitu,” kata Pieter ke Kumparan.

”Itu [penalti David Da Silva] adalah indikasi, tetapi ini harus dibuktikan secara hukum di pengadilan,” lanjutnya.

”[indikasi sepak bola gajah] Sebetulnya banyak, tetapi itu akan kami buktikan di pengadilan.”

“Saya belum bisa dibocorkan, ada-lah, tetapi orang awam rasanya bisa melihat dan mencurigai ‘gerakan-gerakan tambahan’,” pungkasnya.

Umuh Muchtar memastikan Persib sangat membenci sepak bola gajah. Apalagi mementingkan satu klub untuk menjadi pemenangnya.

Pak Umuh Muchtar juga mengaku mendapatkan banyak teror mengenai pertandingan tersebut.

“Saya juga banyak teror, ‘Pak Umuh harusnya lawan Barito bisa gini, bisa gitu’. Terus terang, saya sama sekali tidak tahu dan kami tidak suka dengan hal-hal seperti itu,” kata Umuh Muchtar.

Pak Umuh menjelaskan bahwa ia berhubungan baik dengan orang Papua, bahkan ia selalu mendoakan.

“Saya sama Papua (Persipura) itu punya hubungan yang baik, boleh tanya, siapa orang Papua yang tidak baik dengan saya? Papua kalau main dengan siapa pun saya selalu doakan,” ujarnya.

“Tapi dengan kejadian seperti ini saya mohon maaf, bukan tidak mengerti. Tapi kalau ada prasangka buruk semoga terbongkar, tapi tidak ada di kami, kami tidak suka cara ini,” tegasnya.

(Editor/Gamin Min)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan