Haruna Soemitro namanya menjadi terkenal semenjak ia menyinggung Shin Tae-yong karena hanya meraih runner up.

“Kalau prestasinya hanya runner up ya apa bedanya dengan yang kemarin [pelatih sebelumnya]. Lebih-lebih kemarin ada yang ngomong, apa bedanya dia dengan Simon [McMenemy]. Simon juga maksimalnya runner up. Itu mungkin yang buat dia tersinggung,” kata Haruna.

Netizen yang merasa itu tidak benar membuat mereka marah dan menghujat salah satu anggota EXCO PSSI tersebut.

Suporter Indonesia merasa bahwa Timnas Indonesia sudah dijalan yang benar bersama Shin Tae-yong, tidak seharusnya seorang EXCO PSSI berkomentar seperti itu seakan tidak menghargai proses yang sudah dibentuk oleh Shin Tae-yong.

Namun Haruna Soemitro tidak merasa hal itu salah, bahkan dirinya bingung kesalahannya dimana.

“Saya juga bingung salahnya di mana? Saya mengkritik STY (Shin Tae-yong) kan memang fungsi sebagai Exco PSSI,” tegasnya kepada SuaraSurakarta.

Haruna Soemitro merasa bahwa Shin Tae-yong harusnya bisa memberikan lebih karena segudang prestasinya.

“Dengan segudang prestasi itu, diharapkan STY bisa membawa sepak bola Indonesia dan Timnas Indonesia berprestasi,” tegasnya.

Haruna Soemitro merasa kritiknya agar bisa membuat Shin Tae-yong meraih juara di tahun ini.

“Makanya, kritikan itu ada harapan mudah-mudahan tahun ini milik STY (juara AFF U-22 dan Piala AFF 2022),” imbuh mantan manajer Madura United tersebut.

Padahal Shin Tae-yong dengan jelas mengatakan bahwa dirinya fokus merubah sistem sepak bola Indonesia, dengan pondasi yang kuat maka akan semakin mudah untuk bisa meraih juara.

“Sebenarnya saya ke Indonesia untuk mengubah sistem sepak bolanya. Daripada terlalu menitikberatkan pada prestasi. Saya berpikir akarnya harus kuat, agar ke atasnya juga kuat,” ujar Shin Tae Yong.

“Tidak bisa hanya membebankan prestasi di kancah senior kepada pelatih. Sebelum saya masuk, Indonesia adalah tim dengan rata-rata pemain tertua di Asia Tenggara. Tapi sekarang di tangan saya rata-ratanya 21,5 tahun. Tim seniornya rata-rata berumur 21,5 tahun. Saya benar-benar merekrut pemain-pemain muda,” ucap pelatih asal Korea Selatan itu.

“Karena saya bukanlah orang yang akan terus berada di sana. Bagaimanapun saya harus menempa pemain muda dan mengubah sistemnya. Saya berusaha membuat tim dengan pemikiran seperti itu,” ujar Shin Tae Yong.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan