Timnas Indonesia berhasil menyapu bersih kemenangan melawan Timor Leste dalam agenda FIFA Matchday.

Di laga awal Timnas Indonesia sempat kesusahan dalam mencetak gol terutama di babak pertama, banyak peluang yang disia-siakan oleh para pemain Timnas Indonesia terutama Dedik Setiawan.

Selain itu, Edo Febriansyah juga terlalu nafsu untuk membantu penyerangan dan akhirnya diserang balik oleh Timor Leste melalui posisi Edo dan terjadilah gol untuk Timor Leste yang dicetak oleh Gali Freitas.

Babak pertama usai, Shin Tae-yong mengaku marah melihat permainan buruk di babak pertama dan memang cukup aneh melihat Timnas Indonesia tertinggal dari Timor Leste di babak pertama dengan skor 0-1.

“Saya tidak bisa menilai performa satu pemain saja. Siapa pun yang tadi bermain di babak pertama maupun kedua harus di evaluasi semuanya,” kata Shin Tae-yong dalam konferensi pers pascalaga.

“Setelah babak pertama selesai, saya menegur keras dan marah kepada para pemain. Tetapi menurut saya sebagai pelatih tidak boleh menilai satu pemain saja,” tegas Shin Tae-yong.

Masuk ke babak kedua Dedik digantikan oleh Saghara, namun tetap saja Saghara sebagai striker murni tak mampu mencetak gol sama saja seperti Dedik Setiawan.

Beruntung para pemain lain bermain dengan sangat baik di babak kedua dan membuat skor akhir kemenangan untuk Timnas Indonesia 4-1.

Di laga kedua Shin Tae-yong belajar dari kesalahan, ia lebih memilih bermain tanpa striker murni dan menaruh Terens Puhiri sebagai striker meski posisi asalnya adalah winger.

Bermain di striker Terens Puhiri banyak membuat pergerakan dan terbukti berhasil mencetak 1 gol lewat lari cepat yang ia miliki lalu mencongkel bola melewati kiper lawan dan akhirnya menjadi gol.

Gol kedua diciptakan oleh Ramai Rumakiek dan gol ketiga diciptakan oleh Ricky Kambuaya, skor akhir Indonesia 3-0 Timor Leste.

Melihat dari pertandingan tersebut, memang lebih cocok untuk Timnas Indonesia bermain tanpa striker murni. Permainan Indonesia cenderung flexible, jadi membutuhkan striker yang bermain cepat.

Taktik ini juga diterapkan oleh Manchester City semenjak Aguero memilih hengkang ke Barcelona dan kini sudah pensiun.

Dan terbukti Manchester City sangat sukses dengan formasi tanpa striker murni.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan