Indonesia dikhawatirkan akan terkena sanksi FIFA sebab rekomendasi dari Komnas HAM.

Pasalnya, Komnas HAM RI merekomendasikan agar PSSI membekukan seluruh pertandingan sepak bola buntut dari tragedi Kanjuruhan, Malang 1 Oktober lalu.

Standarisasi substantif terhadap seluruh pengawas dan perangkat pertandingan sesuai aturan dari PSSI, AFC dan FIFA menjadi persyaratan yang  harus dipenuhi untuk mencabut pembekuan.

Akan tetapi, banyak kalangan menuding bahwa rekomendasi tersebut adalah bentuk intervensi kepada keberlangsungan ekosistem sepakbola Tanah Air yang muaranya dapat mengundang sanksi FIFA.

Menanggapi hal tersebut, Mantan ketua asosiasi profesor keolahragaan Indonesia (Apkori) profesor Djoko Pekik menilai pembekuan bisa dinilai FIFA sebagai bentuk intervensi yang akan mendatangkan sanksi bagi sepak bola tanah air.

Baca Juga:   Meskipun Kalah dari Jepang, Timnas Indonesia Tetap Lolos ke 16 Besar Piala Asia 2023, Begini Syaratnya!

“Paling tidak kita khawatir FIFA bisa menganggap hal ini sebagai bentuk intervensi,” ujar sosok yang pernah mengisi posisi mantan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini, Sabtu (5/11).

Atas dasar itulah, Djoko Pekik menegaskan solusi yang bisa diambil untuk menyelesaikan masalah adalah Kongres Luar Biasa (KLB).

Harapannya, KLB menjadi reformasi total baik lembaga hingga program khususnya untuk akselerasi pembangunan sepakbola modern yang bisa membawa prestasi dunia.

Pernyataan ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY ini sejalan dengan apa yang disampaikan Menpora Zainudin Amali, pemerintah tidak akan ikut campur dalam pelaksanaan KLB yang akan dilakukan PSSI, termasuk juga tidak akan melakukan intervensi apa pun.

Baca Juga:   Kalah Lawan Thailand, Media Vietnam Hina Permainan Timnas Indonesia

Sementara itu, mantan anggota komite etik FIFA, Dali Tahir, mengajak semua pihak turut berpegang kepada pedoman dalam membenahi sepakbola dalam negeri. Hal ini agar sepakbola Indonesia tetap dalam koridor peraturan yang telah diterbitkan FIFA selaku organisasi sepak bola tertinggi dunia.

“Kita ikuti aturan FIFA. FIFA ini organisasi profesional, anggotanya 211 negara, bahkan lebih banyak dari PBB yang beranggotkan 193 negara, PSSI berjalan di koridor aturan,” ucap Dali.

Dali lagian menyampaikan bahwa intervensi dalam segala macam bentuk sangat bertentangan dengan statuta FIFA.

Baca Juga:   Naturalisasinya Terancam! Berikut Pernyataan Shin Tae-yong Usai Jordi Amat Gabung JDT

“Saya di sini berkewajiban menyampaikan, pasal di statuta FIFA itu menyebutkan; menolak dengan keras segala macam bentuk intervensi pihak ketiga dan pemerintah.” Imbuhnya

Namun demikian, Dali Tahir tetap mengaku cemas dengan kemungkinan Indonesia mendapatkan sanksi dari FIFA.

“Tentu ada kecemasan kena sanksi. Tahun depan ada Piala Dunia U-20. PSSI yang sekarang dipimpin oleh [Mochamad] Iriawan ini yang bawa Piala Dunia U-20 ke Indonesia, bila kita diskors sudah pasti Piala Dunia U-20 tidak jadi digelar di sini. Apa kita mau arahnya ke sana?” tegasnya.

(Editor/Fathur Rozi)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan