Format sentralisasi yang diusulkan oleh PSSI sudah mulai mendapatkan penolakan dari berbagai klub kontestan dengan alasan yang beragam namun mayoritas dari mereka karena terkait finansial yang akan dialami oleh klub tersebut.

Dilansir dari bilanas.com. salah satu yang menyatakan keberatan atas usulan tersebut adalah Madura United. Klub berjuluk Laskar Sape Kerap ini  mau kompetisi tetap menggunakan format home-away.

Hal itu dengan alasan penggunaan format sentralisasi tak memberikan keuntungan terkait perputaran uang di sepakbola. Hal itu berkaca pada Liga 1 2021 dimana kompetisi diputar di venue netral.

“Kami mau home-away sudah pasti. Tidak boleh lagi ada sentralisasi kompetisi lagi. Sentralisasi kompetisi akan melahirkan dampak yang luar biasa juga,” kata Direktur Utama PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB), Zia Ul Haq, kepada wartawan.

“Terus, apa gunanya jika kita kemarin mau memulai kompetisi sekarang, bisnis di putaran kompetisi ini terdapat industri UMKM, pekerja sektor, semuanya bergerak,” ujarnya menambahkan.

Baca Juga:   Gawat! Kejadian Mengerikan Kembali Menimpa Sepakbola Indonesia, PSSI Sampai Kena Semprot Netizen

Sebelumnya, Wacana sentralisasi lanjutan Liga 1 muncul ke permukaan lantaran situasi sepakbola Indonesia saat ini. Selain ada tiga klub yang tak bisa memakai kandangnya karena Piala Dunia U-20 2023, beberapa stadion juga harus dipugar dengan menyesuaikan standar FIFA.

Selain rencana mengubah format, ada juga potensi lanjutan Liga 1 tak akan bisa dihadiri penonton. Hal itu tak terlepas dari Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang, jaminan keamanan penonton saat ini sedang dikaji.

Menurut Zia, dua wacana itu dikhawatirkan akan menutup sumber pendapatan klub. Sebab, kebanyakan klub Liga 1 memang mengandalkan penjualan tiket sebagai sumber pendapatan utama.

Baca Juga:   Waduh, Luis Milla Langsung Coret 8 Pemain Persib Bandung di Laga Debutnya

“Kalau di-bubble lagi tidak ada yang seperti itu lagi. Jadi, in-depth impact itu penting. Namun, tetap dalam rangka kita menjaga kebersamaan dan juga ketertiban,” ucap Zia.

“Kalau penonton tidak ada, dapat duit darimana? Sepakbola itu sumber pendapatan utamanya dari penonton, selain sponsor, merchandise, dan subsidi dari operator kompetisi itu sendiri,” tuturnya.

(Editor/Fathur Rozi)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan