Menteri BUMN Erick Thohir pengamat sepak bola sebagai salah satu candi dan bagus untuk maju menggantikan posisi ketum PSSI apabila Mochamad Iriawan mundur.

Pernyataan tersebut disampaikan Budi Setiawan, pengamat dari Football Institute, menurutnya Erick Thohir salah satu calon terbaik untuk menjadi orang nomor satu di tubuh badan sepak bola nasional itu.

Kisruh Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dan desakan Mochamad Iriawan mundur dari jabatannya terus bergulir bak bola salju. Banyak desakan dari berbagai pihak untuk merevolusi PSSI setelah Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa.

Terkait hal itu, Budi Setiawan memberikan pandangannya terkait nama-nama yang dinilai cocok untuk menjadi Ketua Umum (Ketum) PSSI yang baru. Salah satunya adalah Erick Thohir.

Budi juga menyinggung nama Hary Tanoe dan Ahsanul Khosasih sebagai kandidat lain yang menjadi opsi sebagai calon Ketum PSSI.

“Ada beberapa nama yang beredar seperti sosok Erick Thohir, menurut saya orang yang pantas untuk maju sebagai ketua PSSI yang kedua ada Hary Tanoesoedibjo yang sudah menjadi ketua Asosiasi Futsal selama kurun waktu lebih dari 7 tahun, lalu ada pak Ahsanul Khosasih sebagai Presiden Klub Madura United,” jelasnya dalam jumpa pers dengan media, Senin (31/10).

Menurutnya, tiga nama tersebut sangat layak karena dinilai memiliki kompetensi yang mumpuni untuk mengurusi sepak bola tanah air.

“Tiga orang itu punya profil yang bagus. Namun jika ada nama-nama lain dan lebih berkompeten, silakan saja,” tambahnya.

Erick Thohir dinilai Budi punya track record yang sudah mumpuni. Erick Thohir pernah mengelola klub-klub sepakbola level tertinggi, termasuk Inter Milan.

Menurutnya, track record dan pengalaman Erick Thohir dapat menjadi pertimbangan utama untuk kemajuan pesepakbolaan Indonesia.

“Reputasi sepakbolanya sudah teruji, dulu pernah kelola Inter Milan kini Oxford United bersama Anindya Bakrie. Artinya, kalau beliau jadi minimal calon ketum maka syarat punya jaringan nasional dan internasional sudah terpenuhi ditambah dengan pengalamannya,” papar Budi.

Lebih lanjut, Budi menegaskan PSSI untuk lebih transparan dalam visi misi serta pemilihan ketua umum. Sebab selama ini, hanya melalui votter dalam hal ini adalah Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

Budi menilai, pemilihan secara terbatas oleh ekskul PSSI menjadi salah satu penyebab hadirnya seorang pemimpin yang terpilih namun tidak diketahui Ke mana arah kepemimpinannya.

“Selama ini, negosiasinya selalu dilakukan di ‘ruangan tertutup’. Klub-klub memberikan dukungan tertulis tanpa mengetahui visi dan misi sosok calon ketum yang apakah layak,” tutupnya.

(Editor/Fathur Rozi)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan