Harry Maguire mulai merasakan efek bullying yang dilontarkan para pecinta sepak bola dari Britania raya.

Bek tengah Manchester United tersebut mendapatkan cemoohan dari banyak kalangan karena berhasil menembus sekuat utama Timnas Inggris meskipun bermain jelek di klubnya saat ini.

Pesepak bola juga bisa sedih saat dihina netizen, demikian ungkapan perasaan Harry Maguire setelah di-bully di Manchester United.

Gareth Southgate selaku nahkoda tatap memasukkan Harry Maguire dalam skuat final timnas Inggris ke Piala Dunia 2022 di Qatar.

Maguire akan bersaing dengan bek yang bermain lebih baik di level klub, seperti Eric Dier (Tottenham), John Stones (Manchester City), hingga Conor Coady (Everton).

Maguire sendiri di level klub sudah terdegradasi menjadi bek keempat Manchester United di era Erik Ten Hag.

Dalam urutan bek United, bek termahal dunia itu berada di belakang Raphael Varane, Lisandro Martinez, dan Victor Lindelof.

Ia Cuma mendapatkan kesempatan sekali sebagai starter sejak United kalah beruntun dua kali di awal musim melawan Brighton dan Brentford.

Baca Juga:   Hem, Jadi Incaran Timnas Brazil, Ancelotti Beri Jawaban Mengejutkan

Bahkan di timnas Inggris, Maguire juga melakukan blunder saat menghadapi Jerman di Nations League bulan September lalu.

Berbicara mengenai bully, Maguire mengeluarkan sisi sensitifnya menghadapi cercaan itu.

“Saya tidak terlalu merasa kasihan atas diri sendiri, tapi sulit untuk tidak memikirkan (bully) seringkali,” tutur Maguire kepada The Times (12/11/2022).

Maguire menilai para netizen tidak salah memperlakukan para pesepakbola. Mereka cenderung melihat para pemain sebagai robot yang tidak memiliki perasaan.

Baca Juga:   Lambaian Tangan Belgia untuk Piala Dunia 2022 sekaligus untuk Generasi Emasnya. Goodbye!

“Saya rasa orang-orang melihat pesepakbola sebagai robot yang tidak mempunyai perasaan, padahal kami punya perasaan.” Imbuhnya .

Maguire mengaku pada pesepakbola akan sedih dan kecewa apabila tidak bisa menampilkan performa terbaik di atas lapangan.

Hal tersebut justru akan bertambah parah dengan kerjaan yang dilontarkan para netizen.

“Kami (bisa merasa) kecewa dan sedih apabila kami tidak bermain baik,” tandasnya.

(Editor/Fathur Rozi)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan