Polemik terkait lanjutan Liga 12022/2023 telah menemui titik terang. Ya, PT Liga Indonesia Baru(PT LIB) telah mendapatkan izin dari kepolisian untuk melanjutkan kompetisi.

Dalam surat rekomendasi yang diterima PT LIB pada Jumat (2/12) malam WIB, pekan ke-12 Liga 1 Indonesia akan dilanjutkan mulai Senin (5/12) dengan sistem bubble di lima stadion yang berada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, mengatakan bahwa kelima stadion telah dipilih sebagai venue lanjutan Liga 1 di antaranya adalah Stadion Jatidiri (Semarang), Stadion Moch Soebroto (Magelang), Stadion Manahan (Solo), Stadion Maguwoharjo (Sleman) dan Stadion Sultan Agung (Bantul).

Sistem bubble ini direncanakan diberlakukan pada pekan 12-17 atau sampai berakhirnya putaran pertama musim ini. Seluruh pertandingan pun akan digelar tanpa penonton.

“Lalu, putaran pertama akan berakhir pada akhir Desember. Laga digelar tanpa kehadiran penonton di stadion,” kata Ferry Paulus.

Lebih lanjut, Ferry mengatakan keluarnya izin dari kepolisian ini merupakan kabar menggembirakan bagi seluruh insan sepak bola Indonesia.

Baca Juga:   Gawat! Kejadian Mengerikan Kembali Menimpa Sepakbola Indonesia, PSSI Sampai Kena Semprot Netizen

Atas keluarnya izin tersebut, mantan Direktur Olahraga Persija Jakarta tersebut menyampaikan terima kasih atas dukungan berbagai pihak yang mengupayakan Liga 1 musim ini bisa kembali digulirkan.

“Terima kasih kepada Mabes Polri, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian PUPR, dan Kementerian Kesehatan atas perhatian dan kerjasamanya selama ini,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Liga 1 musim ini sempat dihentikan untuk sementara waktu saat memasuki pekan ke-11.

Kerusuhan yang terjadi pasca laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10) yang telah merenggut nyawa setidaknya 135 orang menjadi sorotan dunia dan menyebabkan Liga 1 harus suspended untuk sementara waktu.

Baca Juga:   Murka, Shin Tae-yong Minta Perbaiki Kompetisi Liga 1, Ini Penyebabnya…

Salah satu penyebabnya, keputusan pihak kepolisian untuk menembakkan gas air mata ke kerumunan penonton yang menggeruduk masuk stadion membuat mereka berbondong-bondong menuju pintu keluar stadion dan berakibat terjadinya desakan hebat.

Akibat sesak nafas sampai ada terinjak-injak untuk menghindari efek gas air mata menjadi penyebab utama banyaknya para suporter yang meregang nyawa di tempat.

(Editor/Fathur Rozi)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan