10 pemain tim nasional Nepal memilih untuk mundur dari Kualifikasi Piala Asia 2023 lantaran berseteru dengan Abdullah Al-Mutairi selaku sang pelatih.

Jelas hal tersebut akan menguntungkan bagi tim nasional Indonesia, lantaran untuk bisa lolos ke Piala Asia 2023 skuad Garuda harus bisa kalahkan Nepal.

Nepal sendiri sudah alami dua kekalahan saat lakoni pertandingan di Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023. Total sudah ada enam gol yang masuk ke gawang tim juru kunci tersebut.

Dan dinihari nanti, Rabu, 15 Juni 2022 skuad Garuda akan melawan Nepal dalam lanjutan Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023.

Untuk bisa lolos ke Piala Asia 2023, Timnas Indonesia harus bisa masuk dalam lima runner-up terbaik atau menjadi juara grup.

Dilansir Online Khabar, Senin (13/6/2022), sebanyak 10 pemain Nepal mengundurkan diri dari skuad Timnas Nepal jelang bergulirnya Kualifikasi Piala Asia 2023.

Sebanyak 10 pemain berseteru dengan sang pelatih, Abdullah Al-Mutairi. Salah satunya bintang Liga Indonesia asal Persik Kediri, Rohit Chand.

“Kami ingin menyelesaikan masalah ini secara internal, tetapi karena jari-jari menunjuk ke arah kami, kami memutuskan untuk membicarakan masalah ini secara terbuka,” tulis pernyataan resmi perwakilan pemain, dikutip sumber yang sama.

Baca Juga:   Netizen Malaysia Nyinyir, Sebut Timnas U-23 Batal Bukan Karena Covid tapi Takut Lawan Malaysia

“Kami bangga mewakili Nepal, kami amat menyukainya sehingga kami terkadang mengabaikan karier kami di klub, kami bersedia bermain untuk negara kapanpun tanpa diminta, tapi cara kami diperlakukan oleh pelatih sangat menjijikan,” tambah pernyataan tersebut.

Salah satu pemain Nepal, Rohit Chand merupakan pemain yang paling terlibat dalam perseteruan yang mengakibatkan 10 pemain mundur.

Konflik terjadi lantaran Chand merasa sang pelatih tak bisa memberikan fasilitas yang layak, para pemain akhirnya geram kepada sang pelatih.

Asrama federasi sepak bola Nepal (ANFA) dinilai tidak memiliki fasilitas yang layak. Al-Mutairi kemudian malah mengusir para pemainnya yang tidak mau menginap di asrama federasi.

“Kami ingin mengadakan diskusi dengan pelatih, tetapi dia tidak mendengarkan, ANFA juga tidak, dan itulah mengapa kami harus pergi, kami sebenarnya tidak mau, tetapi kami tidak diperlakukan dengan baik,” sambung pernyataan tersebut.

“Dia (Al-Mutairi) mengatakan bahwa kami memulai perang, tetapi dia akan mengakhirinya,” tuturnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan